Review Episode 8 Tales from the Loop : In a Blink of an Eye

Image

Tadi sih niatnya tulisan ini juga mau jadi kayak review. Sama seperti sebelumnya, yang dibahas tv series yang sama, yang baru saja masuk list favorit saya ❤, Tales from the Loop. Kali ini episode terakhir, ke-8, judulnya Home. Tapi kok kayaknya gak pas kalo dibilang review, mungkin lebih ke tulisan yang berdasar episode ini. Ah, enggak usah lah, judulnya tetep review aja, tapi isinya gak review-review amat, sesukaku aja, yang penting kenapa aku jadi mau lompat ke episode ini untuk "dibahas".
Tales from the Loop episode 8 recap – what happened in 'Home'?
(sumber : readysteadycut.com)

Sekilas aja, Episode ini berpusat ke Cole (untuk konteks berdasar review sebelumnya Cole ini adeknya Jakob). Cole ngerasa kok banyak sekali hal yang berubah, terlalu banyak bahkan bagi dia dalam waktu yang cukup singkat. Mulai dari kakeknya yang belum lama meninggal (ada episodenya sendiri lho) sampai kakaknya yang keluar rumah karena sudah mulai kerja. Sampai akhirnya dia ngalamin kejadian yang kalo aku boleh bilang cukup ekstrem terkait masalahnya ini, tentang banyak hal berubah dalam waktu singkat ini (di tulisan sini saya hanya sekedar mengajak pembaca tonton saja ya hehe).

Awalnya, habis selesai nonton episode ini, tak kira ide umum episode ini tentang gimana ternyata memori kita yang nggak mendukung dari sisi dimensi waktu. Di episode ini ada adegan Cole dipinjemin buku sama gurunya dan ternyata buku itu juga pernah dipinjem sama mamanya cole dari perpustakaan pas kecil puluhan tahun yang lalu. Terus Cole tanya ke mama, "Does it feel like a long time ago?", bunda njawab "Blink of an eye". Emang gak aneh sih, maksudnya lazim untuk kita bisa ngerasa kejadian lama tapi rasanya barusan terjadi, seakan jarak waktu yang panjang itu di kita, di otak kita, berasa just in a blink of an eye. Maksudnya lagi, itu tu kejadiannya dah lama lo, kita dah nglewati banyak hal lo, tapi kok di otak bisa cuma berasa baru kemaren. 

Kata forum kita semua, Quora, kejadian yang kaitan perasaannya kuat banget akan nempel banget di otak dan bikin kita mudah ngingatnya. Karena mudah ngingatnya itu bisa bikin kamu ngerasa kalo memori itu baru kamu alamin kemaren, meski nyatanya bisa aja hal itu dah lewat bertahun-tahun yang lalu, bisa juga emang baru kejadian kemaren beneran ehe. Ini bikin aku mikir, kayaknya emang deh besok yang bakal bisa kita ingat cuma kejadian-kejadian yang berasa kemaren, yang berkesan banget, yang  kamu sendiri sadar atau nggak sadar nggak mau kamu lupain. 

Tales from the Loop episode 8 recap – what happened in 'Home'?
(sumber : readysteadycut.com)
Seiring proses aku bikin tulisan ini, ternyata aku malah nemu hal yang kurasa lebih utama. Aku sadar habis aku bikin cerita singkat episode ini di atas. Masalah ini malah jelas-jelas kesebut di dialog ternyata setelah tak liat lagi. Pertanyaan yang muncul langsung dari mulut Cole itu "Why can't things stay how they were?". Menurutku yang jadi titik mula permasalahan di episode ini itu Cole yang agak sulit nerima keadaan yang berubah terlalu cepat dan seperti yang udah aku ceritain di atas, hal-hal di sekitar Cole berubah ke arah yang bisa dibilang "nggak enak". Ditambah lagi di sini, babak kedua di cerita episode ini (eh babak kedua bukan ya istilahnya, aku juga gatau 👉👈) itu Cole berusaha buat mengembalikan sesuatu yang udah berubah balik ke semula. Tapi... ya gitu deh, Cole malah ngalamin perubahan yang jauh lebih besar 🤯. 

Menurutku, nggak salah kalau aku bilang satu-satunya yang pasti ya perubahan itu sendiri (iya sama kematian deh). Kalian harusnya gak perlu aku kasih tau lagi betapa dinamisnya hidup kita sekarang ini, gak ada sesuatu hal yang sama terus. Agak serem menurutku. Apa berarti hidup kita itu ada endingnya? Kayak, kita mendedikasikan hidup kita untuk mencapai suatu puncak tapi jalur hikingnya berubah berdasar fungsi waktu dan pas kita sampe bisa aja puncaknya itu cuma untuk memperlihatkan puncak selanjuatnya, dan gitu terus. Ya gatau juga ya, kayaknya gak sedikit orang yang di hidupnya bisa ngerasa fulfilled dan puas sama hidupnya. Bukannya itu yang kita pingin, hidup berasa fulfilled?

Episode ini buat aku bentuk apa ya, pengingat? lebih ke bentuk reassure sih bahwa orang jawa bilang urip mung mampir ngombe (re: hidup cuma numpang minum) itu gak berlebihan. Emang nyata kalo waktu itu rasanya cepet banget. Kamu bisa dengan mudahya melewatkan apa-apa saja yang berubah di sekitarmu. Otakmu juga kayak ikut ndukung. Puluhan tahun bisa cuma jadi "blink of an eye". Kayak, sepanjang hidupmu itu juga bisa jadi cuma blink of an eye, jadi agak sia-sia kalo kamu, aku, kita, gak bener-bener makenya, bukan? Agak sia-sia kalo ada pilihan dan ngambil yang gak bener-bener kita suka, bukan? (*uhuk* menyindir diri sendiri)

Tales from the Loop Episode 8 recap: Finding Jakob
(sumber : amazonadviser.com)
Satu scene favorit itu pas Cole hunting foto bareng mbah putrinya di lahan rumput yang banyak bunga-bunga (tapi gak yakin from Italy Roma). Cole tanya harus ngambil foto apa. Nenek menjawab 
"Anything you want to preserve."
 Ya udah gini aja 👌(punten slur kayaknya tulisan ini berantakan sekali, sudah beberapa kali coba revisi juga).

Komentar